Bangka Selatan –pantai Baher payak ubi Toboali yg sekarang tidak digunakan para nelayan sungkur,sedihnya nasib nelayan sudah tidak jelas,semenjak lokasi sungkurnya sudah babak belur dirusak ponton2 ((PIP ) jenis tower yg di garap. Sebanyak 130 ponton, lokasi bukan cuma di IUP PT timah
tapi sudah memakan ke iup Pemda,(pinggir pantai ) adanya aktivitas penambangan ini yang pasang badan adalah Herman Susanto alias Aming,Aming yang merasa hebat dan merasa kebal hukum tidak pernah tersentuh Aparat penegak hukum.
karena memakan di pinggir pantai,Aming dan pengikut2nya menggila ,menguasai lokasi nelayan sungkur,sehingga nelayan tidak bisa bekerja lagi, yg herannya uang masuk (bendera.) 5jt / ponton sebanyak 130 ponton yg bekerja , kalau di total 650jt, di potong jatah nelayan dan masyarakat sekitar 205jt, masih bnyk sisanya dan dikemanain.
Denger-denger kabar nelayan banyak yang ngamuk, tidak bisa bekerja lagi nyari udang sungkur,terdengar juga masalah Fee jatah masjid baru dibangun di Baher ( masjid Al Aqsa ) juga raib ,tidak dikeluarkan dari CV VBS milik Herman Susanto alias Aming, sekarang terdengar lagi berita tak sedap dari laut Sukadamai,berita sudah meluas bahwa Herman Susanto alias Aming diduga bermain pungli, timah diminta 6 ribu, /kilogram, gimana sich Pak Aming, kok bisa gitu.
Dari info media yg kami dapat mencoba menghubungi Aming mengenai fee 6000 / kilo, ” itu benar kata Aming ,tp bukan pungli ,itu kita minta buat operasional , ” cuma penambang dan CV tidak setuju, karna duitnya tidak jelas untuk apa, ,tetap aja pungli kalau kata penambang yg tidak mau disebut namanya, ini saja dulu , menunggu kelanjutannya.(Team)